IFRAME SYNC

Sekjen PBB Ingatkan Perubahan Iklim Semakin Parah, Dunia Menuju Kehancuran

tut

Ilustrasi cuaca panas. (Foto: net)

JAKARTA (marwahkepri.com) – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, menyampaikan peringatan serius terkait krisis iklim yang semakin memburuk.

Dalam pesan akhir tahunnya, Guterres menegaskan bahwa dunia berada di jalur menuju kehancuran jika tidak segera mengambil langkah drastis untuk mengatasi perubahan iklim.

“Hari ini saya dapat melaporkan secara resmi bahwa kita baru saja mengalami satu dekade panas yang mematikan. Sepuluh tahun terakhir adalah yang terpanas yang pernah tercatat, termasuk 2024,” ungkap Guterres, seperti dilansir AFP, Senin (30/12/2024).

Ia menyerukan kepada seluruh negara untuk segera mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) secara drastis dan mendukung transisi menuju energi terbarukan.

Menurut Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), tahun 2024 diperkirakan menjadi tahun terpanas yang pernah tercatat. Rata-rata suhu udara permukaan Bumi periode Januari-September 2024 tercatat 1,54 derajat Celsius di atas rata-rata pra-industri, melampaui rekor sebelumnya pada tahun 2023.

Celeste Saulo, Sekretaris Jenderal WMO, mengatakan bahwa dampak perubahan iklim kini terasa nyata dan hampir setiap hari dunia menghadapi peristiwa cuaca ekstrem.

“Tahun ini kita menyaksikan curah hujan yang memecahkan rekor, banjir besar, hilangnya nyawa, serta panas ekstrem hingga lebih dari 50 derajat Celsius di beberapa wilayah,” ujarnya.

Krisis ini juga menyebabkan kebakaran hutan dan kerugian ekonomi yang besar, menambah kesengsaraan masyarakat di berbagai belahan dunia.

Dalam Perjanjian Paris 2015, dunia sepakat membatasi kenaikan suhu global tidak lebih dari 1,5 derajat Celsius dibandingkan era pra-industri. Namun, realitasnya, rata-rata suhu global terus meningkat, mengancam target tersebut.

Dimana pada tahun 2023, suhu global rata-rata 1,45 derajat Celsius lebih panas dibandingkan pra-industri.

Laporan lengkap mengenai kondisi iklim global tahun 2024 akan dirilis pada Maret 2025 oleh WMO. Guterres menegaskan perlunya kolaborasi global untuk segera keluar dari jalan kehancuran ini.

“Kita tidak boleh menyia-nyiakan waktu. Dunia harus beralih ke energi terbarukan dan menghentikan ketergantungan pada bahan bakar fosil,” desaknya.

Ia juga menekankan pentingnya solidaritas global dalam menghadapi perubahan iklim, dengan negara maju diharapkan memberikan dukungan finansial dan teknologi kepada negara berkembang.

Guterres berharap bahwa tahun 2025 dapat menjadi awal dari perubahan signifikan dalam upaya global melawan krisis iklim.

“Kita harus bertindak bersama untuk melindungi planet ini bagi generasi mendatang,” tutupnya. MK-mun/kom

Redaktur: Munawir Sani

IFRAME SYNC
-
mgid.com, 846953, DIRECT, d4c29acad76ce94f