Ini Identitas dan Cerita Warga Tanjungpinang yang Diduga Dijual ke Kamboja

Ilustrasi. (Foto: hukumonline)
TANJUNGPINANG (marwahkepri.com) – Agung Hariyadi (25), seorang warga asal Senggarang, Kota Tanjungpinang mengaku telah menjadi korban perdagangan manusia setelah dijanjikan bekerja di Malaysia.
Kini, ia mengungkapkan dirinya berada di Phnom Penh, Kamboja, dalam kondisi tertekan dan meminta bantuan untuk pulang ke Indonesia.
Dalam sebuah video berdurasi 1 menit 16 detik yang diterima media, Agung mengungkapkan bahwa ia telah disekap selama beberapa hari, tanpa makanan dan minuman, serta dipaksa untuk bekerja.
“Nama saya Agung Hariyadi, saya asli Tanjungpinang, umur saya 25 tahun. Posisi sekarang saya di Phnom Penh, Kamboja. Saya minta bantuan, saya sudah disekap sudah beberapa hari,” kata Agung dalam video tersebut.
Agung menceritakan bahwa awalnya ia dijanjikan pekerjaan di Malaysia dengan gaji yang menjanjikan. Namun, kenyataannya, ia justru dijual ke Kamboja oleh pihak agensi.
“Saya di sini dijual. Awalnya saya dijanjikan kerja di Malaysia, tapi malah saya dijual ke Kamboja,” jelasnya.
Dalam video itu, Agung memohon bantuan agar dapat segera pulang ke Indonesia.
“Buat bapak atau ibu saya, mohon bantu saya pulang. Saya sudah tak tahan, saya ditekan, tak dikasih makan, kerja paksa. Saya tak tahu mau ngapain lagi, saya mohon tolong saya,” ujarnya.
Ibu kandung Agung, Dessi, membenarkan bahwa pria dalam video tersebut adalah anaknya. Ia menjelaskan bahwa Agung awalnya dijanjikan pekerjaan di Malaysia dengan gaji Rp 20 juta per bulan, namun kemudian dijual ke Kamboja.
“Anak saya dijanjikan kerja di Malaysia, gaji lumayan. Paspor anak saya diuruskan oleh agensi. Tapi begitu sampai di Malaysia, dia langsung dibawa ke Kamboja,” ungkap Dessi.
Dessi menambahkan bahwa keluarga sempat kehilangan kontak dengan Agung setelah ia tiba di Kamboja.
“Di Kamboja dia tidak dikasih makan, minum, dan handphone ditahan. Alhamdulillah anak saya sempat lari saat mobil yang membawanya mengalami kecelakaan, sekarang dia ada di Phnom Penh,” katanya.
Dessi mengungkapkan bahwa keluarga telah melaporkan kasus ini ke berbagai instansi, termasuk kepolisian, BP3MI Kepri, dan KBRI.
“Kami sudah lapor ke polisi, Alhamdulillah direspon baik. Semoga anak saya bisa segera pulang ke Indonesia dengan selamat,” harapnya. MK-rah
Redaktur: Munawir Sani