IFRAME SYNC

Raksasa Otomotif VW Terancam PHK Massal dan Penutupan Pabrik

Raksasa Otomotif VW Terancam PHK Massal dan Penutupan Pabrik

Foto Istimewa.

JAKARTA – Negosiasi antara Volkswagen (VW) dan serikat pekerja terbesar di Jerman, IG Metall, mengenai upah dan keamanan pekerjaan, berada di ujung tanduk. Setelah 60 jam pembicaraan intensif yang dimulai sejak Senin lalu, kedua belah pihak masih belum menemukan titik temu di sejumlah isu krusial. Ancaman pemogokan skala besar pun menghantui awal tahun depan.

IG Metall menuding Volkswagen sengaja menunda keputusan penting yang dapat mempercepat tercapainya kesepakatan. Di sisi lain, produsen mobil terbesar di Eropa itu menyebut pembahasan ini sebagai “proses yang kompleks” tanpa memberikan tanggapan atas kritik dari serikat pekerja.

“Negosiasi belum berakhir, tetapi kami mendesak perusahaan untuk memberikan kejelasan secepat mungkin,” ujar IG Metall dalam sebuah pernyataan pada Kamis (29/12/2024), seperti dikutip Reuters.

Fokus Negosiasi: Pemotongan Biaya dan Masa Depan Pabrik
Pembicaraan yang berlangsung sejak September ini memusatkan perhatian pada langkah pemotongan biaya, termasuk upah, kapasitas produksi, dan masa depan pabrik-pabrik Volkswagen di Jerman. Perusahaan berusaha menghemat sekitar 4 miliar euro di tengah penurunan permintaan di Eropa.

Salah satu opsi yang dipertimbangkan adalah pengurangan kapasitas produksi alih-alih menutup pabrik sepenuhnya. Namun, Volkswagen juga mengkaji kemungkinan memindahkan produksi model Golf dari pabrik utamanya di Wolfsburg ke Meksiko.

IG Metall dengan tegas menolak penutupan pabrik dan terus mendesak jaminan perlindungan pekerjaan hingga tahun 2030. Menurut laporan Bloomberg, Volkswagen mungkin bersedia memenuhi tuntutan tersebut jika pekerja setuju untuk mengurangi atau bahkan melepaskan pembayaran bonus.

“Pabrik-pabrik seperti Osnabrück dan Dresden saat ini menjadi yang paling terancam, meskipun keputusan final belum diumumkan,” kata seorang juru bicara serikat pekerja.

Krisis Ekonomi, Politik, dan Persaingan Global
Krisis ini muncul di tengah ketidakpastian politik dan ekonomi di Jerman, yang akan menghadapi pemilihan umum mendadak pada Februari mendatang. Perlambatan ekonomi nasional menjadi isu utama kampanye, sementara sektor otomotif Eropa terguncang oleh persaingan produsen China yang menawarkan harga lebih murah dan lambatnya adopsi kendaraan listrik.

Struktur tata kelola Volkswagen, yang unik dengan keharusan memperoleh persetujuan mayoritas dua pertiga dari dewan pengawas untuk keputusan besar, turut mempersulit proses negosiasi. Dengan 10 anggota dewan berasal dari perwakilan serikat pekerja, rencana besar yang dianggap merugikan karyawan dapat dengan mudah diveto.

Dalam sebulan terakhir, sekitar 100.000 pekerja Volkswagen telah menggelar dua aksi mogok besar sebagai protes atas rencana pemotongan upah dan kapasitas produksi.

“Kami tidak akan menerima pengurangan investasi dalam upah pekerja dan tetap menuntut penyelesaian atas ketidakadilan praktik ketenagakerjaan,” tegas Lynne Fox, Presiden IG Metall.

Volkswagen berharap dapat mencapai kesepakatan sebelum Natal untuk menghindari dampak ekonomi yang lebih besar. Namun, jika pembicaraan gagal, gelombang pemogokan yang lebih luas diprediksi akan melanda, berpotensi mengganggu industri otomotif Jerman secara signifikan. Mk-cnbc

Redaktur: Munawir Sani

IFRAME SYNC
-
mgid.com, 846953, DIRECT, d4c29acad76ce94f