Dari Raksasa Chip hingga Terpuruk: Intel di Era AI
JAKARTA – Dulu, Intel adalah produsen chip terbesar di dunia, dengan teknologi yang ada di hampir setiap PC. Misi mantan CEO legendaris Intel, Andy Grove, adalah memastikan Intel tidak hanya menjadi pemasok komponen, tetapi juga penggerak masa depan komputasi.
Namun, meskipun Intel memprediksi masa depan PC, perusahaan ini gagal bersaing dalam komputasi mobile dan perkembangan AI. Kini, Intel kesulitan, sahamnya anjlok, dan perusahaan harus melakukan PHK besar-besaran.
Saham Intel mencapai puncaknya lebih dari 24 tahun lalu, pada 31 Agustus 2000. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, saham Intel jatuh 68%. Pada bulan Agustus, Intel mengumumkan akan memberhentikan 15% karyawan untuk menghemat biaya sebesar USD 10 miliar.
CEO Pat Gelsinger dianggap gagal mengembalikan Intel ke jalur yang benar dan terpaksa mundur. Banyak yang meragukan apakah Intel bisa kembali ke posisi terdepan. “Peluang mereka untuk kembali ke masa kejayaan sangat suram,” kata Angelo Zino, analis teknologi di CFRA Research.
Intel mulai kehilangan dominasi pada sekitar tahun 2010, ketika Apple memilih chip ARM untuk iPhone. Sejak itu, smartphone berkembang pesat dan ARM melampaui Intel dalam pembuatan chip seluler.
Apple dan produsen lainnya mengganti chip PC mereka dengan ARM yang lebih efisien, sementara pesaing seperti AMD mulai merebut pangsa pasar Intel dalam bisnis PC.
Ketika Gelsinger menjadi CEO pada 2021, ia diberi tugas untuk memperbaiki manufaktur Intel dan mendorong inovasi. “Gelsinger bekerja keras dalam hal ini,” kata Zino.
Namun, saat Intel fokus pada manufaktur, perkembangan teknologi baru, seperti AI, berkembang pesat. Nvidia, yang dulu hanya pesaing kecil dengan chip GPU-nya, kini memimpin karena chip mereka digunakan dalam pemrosesan data besar AI.
Nvidia kini menjadi perusahaan dengan nilai pasar terbesar kedua di dunia, mencapai USD 3,4 triliun—33 kali lebih besar dari Intel yang hanya bernilai USD 104 miliar.
Intel kembali tertinggal karena tidak memiliki produk untuk bersaing dengan Nvidia dan AMD dalam AI. Chip AI Gaudi yang dirilis Intel tahun ini tidak mendapat perhatian yang diharapkan.
Gelsinger juga fokus memproduksi prosesor untuk pesaing seperti Apple, yang membuatnya bersaing langsung dengan TSMC. Tantangan besar masih ada, dan CEO baru harus berusaha keras untuk membangkitkan Intel. Mk-dtc
Redaktur: Munawir Sani