IFRAME SYNC

Tingkat Partisipasi Pemilih Pilkada 2024 Menurun, Jakarta Tertinggi Golput

40719warga-kota-tangerang-harus-tahu-ini-larangan-di-bilik-suara-pemilu-2024-40719

Ilustrasi

JAKARTA (marwahkepri.com) – Partisipasi publik pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 menunjukkan penurunan signifikan. Berdasarkan data sementara dari Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) Komisi Pemilihan Umum (KPU), tingkat partisipasi pemilih pada Pilkada 2024 hanya mencapai rata-rata 68,1% dari total 545 daerah yang menyelenggarakan pilkada, dengan data yang masuk sebesar 98,5 persen. Angka ini menurun dibandingkan dengan Pilkada serentak sebelumnya dan Pemilu 2024.

Rata-rata tingkat partisipasi pemilih pada Pilkada 2017, 2018, dan 2020 berkisar 73-74%, sementara pada Pemilu 2024, tingkat partisipasi mencapai 81,78%. Jika dilihat berdasarkan daerah, Pilkada 2024 juga mencatatkan angka partisipasi yang rendah. Misalnya, di Pilkada Jakarta hanya tercatat 57,6% pemilih yang menggunakan hak suaranya, sementara di Sumatera Utara mencapai 55,6%. Angka tersebut menunjukkan penurunan signifikan dari hasil survei yang diperkirakan sebelumnya.

Kekecewaan terhadap Partai Politik
Menurut Direktur Eksekutif Algoritma Research and Consulting, Aditya Perdana, rendahnya tingkat partisipasi ini mencerminkan kekecewaan masyarakat terhadap calon yang diusung oleh partai politik. Masyarakat merasa pilihan calon kepala daerah yang diusung tidak sesuai dengan aspirasi mereka, karena proses penentuan calon cenderung didominasi oleh kepentingan elite politik. “Kekecewaan masyarakat itu akhirnya bisa jadi cara untuk menghukum parpol karena mereka merasa pilihan yang ada tidak ideal,” ujar Aditya.

Faktor Penyebab Golput
Selain faktor teknis, seperti kendala dalam mengakses TPS, banyak pemilih yang memilih untuk golput (tidak memberikan suara) karena alasan ideologis atau ketidakcocokan dengan kandidat yang ada. Meskipun sejumlah tokoh berpengaruh, seperti Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, terang-terangan mendukung pasangan calon tertentu, hal ini tidak cukup untuk menarik pemilih. Bahkan di Pilkada Jakarta, yang menjadi sorotan, angka golput tercatat mencapai 42,07%, yang merupakan yang tertinggi di Pulau Jawa. Hal ini menunjukkan tingginya ketidakpuasan pemilih terhadap pilihan yang ada.

Daerah dengan Golput Tertinggi
Data dari Litbang Kompas menunjukkan bahwa Jakarta mencatatkan angka golput tertinggi, disusul oleh Jawa Barat dengan 33,66% dan Jawa Timur dengan 30,15%. Sementara itu, Provinsi Jawa Tengah tercatat memiliki angka golput 26,44%. Angka golput ini turut mencerminkan rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap proses demokrasi yang berlangsung. MK-komp

Redaktur : Munawir Sani

IFRAME SYNC
-
mgid.com, 846953, DIRECT, d4c29acad76ce94f