Pada September 2024, inflasi gabungan dua kota utama di Kepri tercatat sebesar 2,53% year-on-year (y-o-y), masih di bawah target inflasi nasional. Secara month-on-month (m-o-m), inflasi Kepri juga hanya naik tipis 0,14% dibanding Agustus 2024, yang menunjukkan stabilitas harga dari bulan ke bulan.
Kota Batam mencatat inflasi tahunan tertinggi di Kepri dengan 2,76% y-o-y, sedangkan inflasi bulanan Batam tercatat naik 0,18% m-o-m. Sebaliknya, Tanjungpinang mengalami deflasi sebesar -0,05% m-o-m, dengan inflasi tahunan sebesar 1,36% y-o-y. Kabupaten Karimun juga stabil dengan inflasi tahunan 2,04% y-o-y dan bulanan 0,02% m-o-m.
Kelompok pengeluaran yang paling berpengaruh terhadap inflasi adalah makanan, minuman, dan tembakau, dengan kenaikan tertinggi sebesar 3,46% y-o-y, terutama dipengaruhi oleh kenaikan harga beras 8,05% dan cabai merah 2,51%. Sektor transportasi juga memberikan kontribusi besar dengan kenaikan tarif angkutan udara sebesar 11,58%.
Sekretaris Daerah Adi Prihantara menyampaikan apresiasi atas koordinasi yang baik antara pemerintah pusat dan daerah dalam menjaga stabilitas harga. Rilis ini juga menggarisbawahi perkembangan sektor pertanian, dengan Nilai Tukar Petani (NTP) di angka 104,74, yang menunjukkan potensi stabil di sektor hortikultura dan perikanan.
Keberhasilan pengendalian inflasi di Kepri diharapkan dapat dipertahankan hingga akhir tahun 2024, dengan langkah antisipatif dari pemerintah daerah untuk menjaga kesejahteraan masyarakat. MK-rah
Redaktur: Munawir Sani