Sri Mulyani: Utang Bukan Selalu Buruk, Masyarakat Indonesia Terlalu Sensitif
JAKARTA (marwahkepri.com) – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa masyarakat Indonesia cenderung sangat sensitif ketika mendengar kata “utang.” Namun, menurutnya, utang tidak selamanya merupakan hal yang buruk.
Sri Mulyani menjelaskan bahwa utang banyak negara melonjak, terutama akibat pandemi Covid-19. Di Eropa, utang beberapa negara bahkan mencapai 100% dari Produk Domestik Bruto (PDB). “Kalau Anda lihat, banyak negara Eropa memiliki utang sekitar 90% hingga 120% dari PDB,” ujarnya dalam forum Lesson Learned from Indonesia Fiscal Reform for the Last 8 Years, Senin (30/9/2024).
Meski demikian, dia menegaskan bahwa masalah utang tidak hanya tentang jumlahnya, tetapi lebih pada bagaimana utang tersebut dimanfaatkan. Jika utang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan penerimaan pajak, maka utang dapat dianggap produktif dan menguntungkan negara.
“Jika kenaikan utang diimbangi dengan pertumbuhan ekonomi yang baik, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan penerimaan pajak, maka dampaknya akan positif,” jelasnya.
Sri Mulyani juga menyoroti pentingnya memandang utang sebagai alat untuk ekspansi dan pertumbuhan, sama seperti dalam sektor swasta. “Dalam pengelolaan negara, utang bukan soal apakah nominalnya naik, tetapi jika PDB dan pendapatan negara juga ikut naik, maka itu seimbang,” tambahnya.
Meski begitu, ia mengakui bahwa di Indonesia, kata “utang” sering kali dianggap negatif. Banyak orang di Indonesia bereaksi berlebihan saat mendengar kata tersebut. “Ini adalah tantangan saya di Indonesia, karena entah kenapa kata ‘utang’ seperti membuat orang tersengat listrik,” candanya.
Namun, Sri Mulyani mengambil sisi positif dari sensitivitas masyarakat terhadap utang. Hal ini, menurutnya, memberikan pandangan dunia bahwa Indonesia sangat berhati-hati dalam menjaga utangnya tetap dalam batas aman. “Saat saya berbicara dengan sesama menteri keuangan, saya selalu sampaikan bahwa Indonesia memiliki selera defisit yang kecil,” tutupnya. Mk-cnbc
Redaktur: Munawir Sani