IFRAME SYNC

Defisit APBN Meningkat hingga Juli 2024: Pendapatan Tertekan, Belanja Negara Tumbuh Pesat

Menteri Keuangan, Sri Mulyani. (f: antara)

JAKARTA (marwahkepri.com) – Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terus melebar hingga Juli 2024, dipicu oleh tekanan pada pendapatan negara dan lonjakan belanja negara. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan bahwa per akhir Juli 2024, defisit APBN mencapai Rp 93,4 triliun atau setara dengan 0,41 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Defisit ini menunjukkan peningkatan signifikan dari bulan sebelumnya, di mana defisit pada Juni 2024 tercatat sebesar Rp 77,3 triliun, meningkat sekitar Rp 16,1 triliun dalam satu bulan. “Dari total postur, bulan Juli kita mengalami defisit Rp 93,4 triliun atau 0,41 persen dari PDB,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa edisi Agustus 2024, di Jakarta, Selasa (13/8/2024).

Pelebaran defisit ini sejalan dengan kontraksi pada pendapatan negara, yang realisasinya mencapai Rp 1.545,4 triliun, turun 4,3 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Meskipun demikian, Sri Mulyani mencatat adanya perbaikan pada laju kontraksi pendapatan, yang sebelumnya tercatat menurun lebih tajam sebesar 6,2 persen pada Juni 2024. “Penurunan pendapatan jauh lebih kecil dari growth negative bulan lalu yang sekitar 6 persen. Jadi ini sudah mulai membaik, sekarang negative growth-nya mengecil di 4,3 persen,” ujarnya.

Di sisi lain, belanja negara terus mengalami peningkatan yang signifikan. Hingga Juli 2024, realisasi belanja negara mencapai Rp 1.638,8 triliun, meningkat 12,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. “Ini artinya kita sudah membelanjakan 49,3 persen dari pagu,” jelas Sri Mulyani.

Meskipun defisit APBN semakin melebar, keseimbangan primer yang merupakan total pendapatan dikurangi belanja negara tanpa menghitung belanja bunga utang, masih mencatat surplus sebesar Rp 179,3 triliun. Surplus ini menunjukkan bahwa secara fundamental, tanpa memperhitungkan pembayaran bunga utang, APBN masih mampu menghasilkan pendapatan yang melebihi belanja.

Sri Mulyani juga menekankan bahwa pelebaran defisit ini sudah sesuai dengan perhitungan pemerintah. APBN 2024 memang direncanakan untuk mengalami defisit sebesar Rp 522,8 triliun atau sekitar 2,29 persen terhadap PDB.

Dengan demikian, meskipun ada kekhawatiran mengenai pelebaran defisit, pemerintah tetap optimis dan menganggap bahwa kondisi ini masih dalam batas perencanaan dan pengelolaan yang wajar. MK-komp

Redaktur : Munawir Sani

IFRAME SYNC
-
mgid.com, 846953, DIRECT, d4c29acad76ce94f