Dalam keterangan di halaman Pusat Bantuan X, perusahaan menyatakan bahwa mereka percaya pengguna dapat membuat, mendistribusikan, dan mengonsumsi materi terkait tema seksual, selama materi tersebut diproduksi dan didistribusikan atas dasar suka sama suka. X menilai bahwa konten dewasa merupakan bentuk ekspresi artistik yang legal.
Namun, meskipun ada kelonggaran baru ini, ada beberapa aturan main yang harus dipatuhi oleh pengguna yang ingin mengunggah konten dewasa. Salah satunya adalah pengguna harus menambahkan label yang jelas untuk mengidentifikasinya sebagai konten sensitif. Selain itu, konten dewasa tidak diizinkan diunggah di tempat yang mencolok, seperti gambar profil atau banner di halaman profil.
Konten yang mendorong eksploitasi atau kekerasan terhadap anak di bawah umur juga dilarang keras. Aturan ini berlaku untuk berbagai format konten dewasa, termasuk fotografi, animasi, dan konten yang dibuat dengan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
X juga memastikan bahwa konten dewasa tidak akan muncul di linimasa pengguna di bawah usia 18 tahun, sesuai dengan usia yang dicantumkan di platform.
Menuju Alternatif OnlyFans?
Sebelum pengumuman ini, aturan mengenai konten dewasa di X memang agak abu-abu. Meskipun tidak pernah secara eksplisit melarang konten dewasa, laporan Reuters pada tahun 2022 menunjukkan bahwa sekitar 13 persen postingan di X adalah konten dewasa, dan jumlah ini diperkirakan telah meningkat. Dengan kebijakan baru ini, X menjadi alternatif bagi pembuat konten dewasa untuk mendistribusikan konten mereka, mirip dengan platform OnlyFans.
Dengan konsep ini, X dapat menjadi alternatif pendapatan baru bagi pembuat konten dewasa, mengarahkan audiens untuk membayar jika ingin menonton konten lebih lanjut.
Penggantian Kebijakan dan Migrasi Sistem
Pengumuman kebijakan baru ini menggantikan kebijakan “Media Sensitif dan Ujaran Kebencian” yang sebelumnya ada. Meskipun kebijakan ini bersifat menggantikan, aturan batasan usia tetap diterapkan.
Selain kebijakan konten, Elon Musk juga mengubah sistem inti perusahaan dari twitter.com menjadi X.com. Kini, ketika pengguna mengakses twitter.com, mereka akan dialihkan ke X.com. Hal ini disampaikan X melalui notifikasi pop-up yang menginformasikan pengguna bahwa URL perusahaan berubah, tetapi pengaturan privasi dan perlindungan data tetap sama.
Perubahan nama perusahaan dari Twitter Inc menjadi X Corp telah dilakukan sejak Oktober 2022, setelah Musk resmi membeli Twitter dengan harga 44 miliar dollar AS (Rp 668 triliun). Elon Musk mencanangkan X sebagai super app yang tidak hanya berfungsi sebagai media sosial, tetapi juga menjadi aplikasi serba bisa seperti WeChat dari China.
Dengan perubahan besar ini, X berupaya memberikan ruang bagi berbagai bentuk ekspresi, termasuk konten dewasa, sembari tetap menjaga batasan dan peraturan yang jelas demi kenyamanan semua pengguna. MK-komp
Redaktur : Munawir Sani