IFRAME SYNC

Bank Dunia Soroti Rencana Program Makan Siang dan Susu Gratis Prabowo-Gibran

Bank Dunia Soroti Rencana Program Makan Siang dan Susu Gratis Prabowo-Gibran

Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste, Satu Kahkonen.(F: Waspada Online)

JAKARTA (marwahkepri.com) – Bank Dunia memberikan sorotan terhadap program makan siang dan susu gratis yang dijanjikan oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Satu Kahkonen, Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste, menekankan pentingnya menjaga kepatuhan terhadap aturan defisit fiskal.

“Kami masih menantikan rincian program makan siang dan susu gratis. Indonesia harus mematuhi pagu defisit fiskal yang telah ditetapkan sebesar 3 persen dari produk domestik bruto (PDB), sesuai dengan peraturan perundang-undangan,” kata Kahkonen seperti dikutip dari Antara, Rabu, (28/2).

Kahkonen menekankan perlunya pemerintah Indonesia untuk menetapkan secara pasti bentuk dan sasaran program tersebut sebelum membandingkannya dengan sumber daya yang tersedia saat ini. Ia juga menekankan perlunya perencanaan matang, terutama dalam aspek anggaran.

“Tergantung pada program seperti apa yang akan dijalankan dan bagaimana bentuknya. Semua rencana harus benar-benar dipersiapkan, termasuk biayanya,” katanya.

Menurutnya, program yang dijanjikan Prabowo-Gibran harus direncanakan dengan cermat, terutama dalam hal anggaran. Program ini sudah mulai dibahas dalam persiapan penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025.

Sejumlah menteri dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo mengamini adanya pembahasan tersebut dalam Rapat Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta pada Senin (26/2).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa sekitar 70,5 juta orang kemungkinan akan menjadi penerima makan siang dan susu gratis tersebut. Alokasi anggarannya akan disesuaikan dengan jumlah penerima, dengan perkiraan jatah makan siang gratis per anak sebesar Rp15 ribu, di luar susu.

Namun, Presiden Jokowi membantah adanya pembahasan spesifik mengenai program tersebut dalam rapat awal pekan ini. Dia menegaskan bahwa program-program presiden terpilih harus dimasukkan dalam rencana anggaran 2025, tanpa pembicaraan spesifik mengenai program makan siang dan susu gratis.

Di tengah isu pembahasan program makan siang dan susu gratis tersebut, pemerintah harus memperlebar defisit APBN 2025 dari 2,29 persen di tahun ini menjadi 2,45 persen-2,8 persen.(Mk/Cnn)

 

Redaktur: Munawir Sani

IFRAME SYNC
-
mgid.com, 846953, DIRECT, d4c29acad76ce94f