IFRAME SYNC
Mengenal Kabupaten Natuna dan Segala Potensi Kekayaan Alamnya

NATUNA (marwahkepri.com) – Kabupaten Natuna dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 53 Tahun 1999, merupakan hasil pemekaran Kabupaten Kepulauan Riau. Pada awalnya, Natuna terdiri dari 6 kecamatan yaitu, kecamatan Bunguran Timur, Bunguran Barat, Jemaja, Siantan, Midai dan Serasan dan satu Kecamatan Pembantu Tebang Ladan.

Namun seiring waktu, dalam perjalanannya, Kepulauan Anambas memisahkan diri dengan mekar menjadi sebuah Daerah Otonomi Baru (DOB) yang diberi nama kabupaten Kepulauan Anambas. Dengan adanya pemekaran ini, secara otomatis membuat wilayah administratif kabupaten Natuna semakin mengerucut.

Kendati luas wilayahnya semakin kerdil, justru kecamatannya semakin bertambah sesuai dengan kebutuhan. Kini, Natuna terdiri dari 77 desa dan kelurahan yang masuk ke dalam 17 kecamatan induk, diantaranya, kecamatan Bunguran Timur, Bunguran Barat, Bunguran Utara, Bunguran Tengah, Bunguran Timur Laut, Bunguran Batubi, Bunguran Selatan, Pulau Laut, Subi, Pulau Tiga, Pulau Tiga Barat, Serasan, Serasan Timur, Midai, Suak Midai, Pulau Seluan dan Pulau Panjang.

Natuna merupakan salah satu kabupaten terdepan yang ada di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Letak geografisnya berbatasan langsung dengan sejumlah negara tetangga seperti Vietnam, Malaysia, Thailand, Kambodja. Bahkan Natuna berada di tengah-tengah ibukota sejumlah negara Asean.

Kabupaten Natuna memiliki luas wilayah mencapai 141.901,20 Km2 dengan rincian 139.892,16 Km2 perairan (lautan) dan 2.009,04 Km2 daratan. Ini berarti bahwa wilayah Kabupaten Natuna sebagian besar berupa lautan.

Daerah yang dijuluki “Laut Sakti Ranai Bertuah” ini memilik 154 pulau, sebanyak 27 pulau (17,53  % ) yang berpenghuni  dan 127 pulau (82,44 %) tidak berpenghuni. Dari semua kecamatan, Kecamatan Serasan memliki jumlah pulau terbanyak yang belum berpenghuni yaitu 30 pulau (23,62 % dari pulau belum berpenghuni).

Kendati berada di perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), kabupaten Natuna dijuluki sebagai “Mutiara” di ujung Utara. Julukan ini memang pantas diberikan mengingat Natuna dianugerahi  beraneka ragam potensi Sumber Daya Alam  yang sangat menjanjikan oleh sang pencipta.

Sumber Daya Alam (SDA) kabupaten Natuna terbentang mulai dari lautan hingga daratan. Akan sangat menarik apabila kita kulik satu per satu.

Potensi SDA Natuna yang paling terkenal adalah kekayaan bumi berupa minyak dan gas (migas), bahkan digadang-gandang sebagai salah satu cadangan terbesar di dunia. Berdasarkan data yang berhasil dihimpun, cadangan minyak bumi Natuna diperkirakan mencapai 14.386.470 barel dan gas bumi sebesar 112.356.680 barel.

Secara geopolitik, Laut Natuna kerap menjadi incaran negara lain, termasuk Tiongkok. Hal ini kerap membuat hubungan Indonesia dengan negara tirai bambu tersebut pasang surut. Tiongkok mengklaim laut China Selatan merupakan wilayahnya dengan menerbitkan Nine Dash Line (sembilan garis putus-putus).

Belakangan ini laut Natuna panas setelah pemerintah China menyurati Indonesia untuk tidak mengebor minyak dan gas di wilayah tersebut. Pemerintah China mengirimkan surat kepada Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia. Pengeboran minyak dan gas alam itu disebut bersinggungan dengan klaim “sembilan garis putus-putus” milik mereka.

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) tidak menampik bahwa potensi migas di Laut China Selatan ini sangat besar, sehingga menjadi rebutan banyak pihak. Indonesia juga telah memproduksi migas dari blok migas di kawasan Natuna Barat sejak sejak 1990-an yang kemudian gasnya diekspor ke Singapura

Natuna sendiri adalah ladang minyak dan gas yang besar yang penting bagi Indonesia dalam tujuannya untuk mencapai target produksi minyak 1 juta barel per hari (bph) dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD) pada 2030 mendatang.

Apabila kita mengacu pada data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Natuna memiliki cadangan minyak sebesar 135,17 juta barel dan cadangan gas sebesar 1,26 triliun kaki kubik (TCF), dengan rincian :

Cadangan Terbukti Minyak 60,31 juta barel

Cadangan Mungkin Minyak 47,43 juta barel

Cadangan Harapan Minyak 27,43 juta barel

Cadangan Terbukti Gas 767,23 miliar kaki kubik

Cadangan Mungkin Gas 390,72 miliar kaki kubik

Cadangan Harapan Gas 106,30 miliar kaki kubik

Anda salah kalau beranggapan hanya itu potensi besar dari perut bumi Natuna. Sebenarnya ada “harta karun” yang lebih besar yaitu cadangan hidrokarbon raksasa mencapai 222 triliun kaki kubik (TCF) di Blok Natuna Timur.

Potensi besar gas di Blok East Natuna ini bahkan telah ditemukan sejak 47 tahun lalu, tapi sayangnya hingga saat ini belum juga bisa dieksploitasi. Kendalanya, karena kandungan karbon dioksidanya besar sekali yang mencapai 71 persen, sehingga dibutuhkan teknologi canggih dan investasi tinggi untuk mengelolanya.

Dari potensi 222 TCF, hanya bisa dieksploitasi sekitar 46 TCF. Namun, itu bahkan mencapai tiga kali lipat dari cadangan Lapangan Tangguh dan Blok Masela. Selain cadangan besar, posisinya berada di perbatasan antara wilayah Indonesia dan Laut China Selatan yang diklaim China Daratan.

Terbaru, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Premier Oil Tuna B.V. berhasil menemukan cadangan minyak dan gas bumi (migas) di Wilayah Kerja (WK) atau Blok Tuna.

Wilayah Kerja Tuna ini berada di lepas pantai Natuna Timur, tepat di perbatasan Indonesia-Vietnam. Benny Lubiantara, Deputi Perencanaan SKK Migas mengatakan, temuan cadangan ini diperoleh melalui pengeboran dua sumur delineasi Singa Laut (SL)-2 dan Kuda Laut (KL)-2.

Potensi hidrokarbon dari struktur SL dan KL ini kemudian dikonfirmasi kembali dengan melakukan pengeboran dua sumur delineasi SL-2 dan KL-2 pada tahun 2021.

Kedua sumur ini sudah dikategorikan ke dalam sumur kunci tahun 2021 oleh SKK Migas sejak awal. Temuan ini menurutnya bisa membantu pemerintah dalam mencapai target produksi minyak 1 juta barel per hari (bph) dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD) pada 2030 mendatang.

Keberhasilan kedua sumur ini akan membuka peluang penemuan hidrokarbon lainnya di area tersebut yang dapat membantu target pemerintah. Temuan cadangan di struktur SL dan KL ini digadang-gadang berpotensi menjadi temuan migas ekonomis pertama yang dapat berproduksi di Cekungan Natuna Timur.

Selain menyimpan “harta Karun” di dalam perut bumi, berkat wilayah laut yang luas, Natuna juga menyimpan banyak potensi yang menjadi daya tarik untuk diperebutkan oleh negara lain. Salah satunya yakni potensi sumber daya perikanan.

Potensi ikan di Laut Natuna mencapai 504.212,85 ton tiap tahunnya berdasarkan data studi identifikasi potensi sumber daya kelautan dan perikanan Provinsi Kepulauan Riau tahun 2011.

Jumlah ini hampir menjangkau 50 persen potensi Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP RI) 711 dari total jumlah potensi 1.143.341 ton per tahun.

Dalam Putusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 47 Tahun 2016 secara resmi tercatat Laut Natuna memiliki berbagai jenis sumber daya ikan. Beberapa di antaranya ialah ikan pelagis kecil, ikan demersal, ikan karang, udang penaeid, lobster, kepiting, rajungan, hingga cumi-cumi.

Mengutip dari laporan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), jumlah potensi ikan terbesar di WPP RI 711 yang mencakup Selat Karimata, Laut Natuna, dan Laut China Selatan pada tahun 2017 ialah jenis ikan pelagis kecil.

Ikan pelagis kecil menyumbang jumlah potensi sebesar 330.284 ton, kemudian disusul oleh jenis ikan pelagis besar dengan jumlah potensi 185.855 ton, ikan demersal sebesar 131.070 ton, udang penaeid sebesar 62.342 ton, cumi-cumi sebesar 23.499 ton, ikan karang sebesar 20.625 ton, rajungan sebesar 9.711 ton, kepiting sebesar 2.318 ton, serta lobster sebesar 1.421 ton.

Sudah tak asing lagi, Kepulauan Natuna dikenal memiliki potensi ekonomi yang sangat besar. Bahkan, untuk sektor perikanan saja potensinya diperkirakan mencapai USD400 juta atau sekitar Rp5,26 triliun per tahun (estimasi kurs Rp13.166/USD).

Untuk mengembangkan potensi perikanan di wilayah Natuna, sejumlah cara telah dilakukan ketika Susi Pudjiastuti menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP). Bahkan, pada eranya, telah mengucurkan uang negara mencapai Rp 300 miliar yang dipergunakan untuk penyediaan alat tangkap, asuransi nelayan, hingga pengembangan fasilitas bangunan darat.

Disamping potensi perikanan, Harta benda bersejarah berupa peninggalan keramik utuh juga diketahui berada di dasar Laut Natuna. Harta benda tersebut tak lain merupakan peninggalan dari masa Dinasti Song pada 960 sampai 1279 masehi dan masa Dinasti Qing pada abad ke 17. Sebagian besar keramik merupakan barang niaga dari luar Nusantara maupun barang impor pada masa silam.

Kekayaan alam Natuna tidak hanya itu saja, potensi pariwisata di daerah perbatasan ini tidak kalah menariknya. Meski belum terkelola secara maksimal dan mendatangkan banyak turis lokal dan mancanegara seperti di daerah lainnya, namun sangat potensial di masa mendatang.

Tidak seperti dahulu yang terkesan jalan ditempat, kini sektor pariwisata Natuna mulai tumbuh. Hal ini terbukti dengan masuknya para pelaku atau pengusaha perhotelan seperti Adiwana Jelita Sejuba Resort dan Natuna Dive Resort (NDR).

Kabupaten Natuna sejak dahulu memang sudah termashur akan keindahan alamnya, dengan menawarkan beberapa pilihan destinasi unggulan. Selain wisata bahari yang begitu indah dan spektakuler, juga terdapat wisata minat khusus, ekowisata dan wisata religi.

Apabila anda berkunjung ke Natuna, ada beberapa objek wisata yang wajib disambangi dengan menyuguhkan pemasangan eksotis nan mempesona. Bahkan, telah masuk kedalam jajaran Geopark nasional.

1. Tanjung Senubing 

Tanjung Senubing adalah salah satu situs Geopark Natuna yang berada di Kecamatan Bunguran Timur. Destinasi wisata ini menyuguhkan pemandangan alam estetis kombinasi antara hamparan tanah yang hijau dengan rerumputan dan pohon-pohon, bebatuan, serta lautan.

Bebatuan yang berada di Tanjung Senubing dikenal berjenis Tor granit dan berumur ± 125 – 65 juta tahun lalu. Bebatuan disini memiliki motif bergaris-garis dengan berbagai bentuk dan ukuran. Beberapa bentuk unik bebatuan di sini adalah bentuk kepala ikan hiu, buah belimbing, kapal, dan lain-lain.

Akses ke Tanjung Senubing tidaklah sulit. Hal ini karena posisi Tanjung Senubing dekat dengan jalan. Waktu yang ditempuh dari Kota Ranai yaitu sekitar 15 menit dengan menggunakan motor atau mobil.

2. Pantai Batu Kasah 

Pantai Batu Kasah adalah salah satu pantai terbaik yang wajib kamu jadikan listing bila berkunjung ke Natuna. Pantai ini terletak di desa Cemaga Tengah, Kecamatan Bunguran Selatan. Bentangnya mencapai radius tidak kurang dari 5 km, hampir seluruh permukaan pantainya diselimuti dengan pasir putih.

Dari bibir pantai hingga tepian batas air laut ketika pasang, bentangnya mencapai 10-15 meter. Sementara sisi darat, berdiri ribuan pohon kelapa tinggi menjulang, jadi pagar hidup yang memelok wajah pantai ini.

Selain cantik, kealamiannya masih terjaga. Airnya sangat jernih, sehingga menarik wisatawan untuk bermain air. Selain pasir putih dan air jernih, di sana juga terdapat ribuan susunan batu granit yang memiliki berbagai macam bentuk, bulat, lonjong, segitiga dan sebagainya.

3. Pulau Akar 

Salah satu destinasi menarik untuk dijelajahi ketika Anda berada di Kepri adalah Pulau Akar yang berada di ujung dermaga Desa Cemaga. Pulau kecil ini seperti tersembunyi di tengah lautan Natuna. Pulau ini termasuk mungil karena hanya seluas 250 meter persegi, tak jauh dari bibir pantai pulau Bunguran.

Tapi walaupun kecil, Pulau Akar tidak pernah mengalami abrasi oleh terjangan ombak di musim utara yang menghempasnya. Batu alam yang mengelilingi Pulau Akar bak disusun oleh arsitek menjaga pulau ini dari keganasan ombak laut. Pepohanan kecil tumbuh kerdil menghiasinya membuat Pulau Akar memiliki panorama indah yang tidak pernah ditemukan di tempat lain.

Pulau Akar memiliki hamparan bebatuan dan pasir yang cantik. Sangat cocok sebagai tempat untuk menikmati deburan ombak, atau melepas penat dari rutinitas sehari-hari. Dari bibir pantai Pulau Akar yang mungil ini, kita bisa melihat luasnya lautan Natuna atau hanya sekedar duduk menikmati indahnya matahari terbenam. Bebatuan berwarna hitam legam berkilat menambah daya tarik eksotis, kontras dengan gradasi warna laut biru tosca yang terhampar di hadapannya.

4. Pulau Setanau

Pulau Setanau merupakan salah satu objek wisata favorit bagi wisatawan lokal maupun mancanegara di Natuna, Kepulauan Riau.

Kebanyakan wisatawan berwisata ke Pulau Setanau untuk melihat keindahan terumbu karang yang ada di pulau tersebut.

Secara administratif, Pulau Setanau berada di Kecamatan Pulau Tiga, sebelah selatan Pulau Bunguran Besar, tepatnya di depan pelabuhan kapal Selat Lampa.

Akses menuju pulau ini sangatlah mudah, dari bandar udara atau Kota Ranai bisa ditempuh dalam waktu 90 menit menuju ke pelabuhan rakyat Selat Lampa, lalu dilanjutkan dengan menaiki pompong (kapal nelayan berukuran kecil) selama 20 menit.

Laut di sekitar Pulau Setanau sangat jernih, pulau ini dikelilingi bebatuan karang yang indah sebagai rumah bagi biota laut. Kita bisa melakukan aktivitas diving dan snorkling untuk menikmati keindahan alam bawah laut ini.

5. Pulau Senoa 

Pulau Senoa yang terletak di Desa Sepempang, Kecamatan Bunguran Timur, merupakan salah satu destinasi wisata andalan Kabupaten Natuna.

Pulau yang luasnya sekitar 2,4 hektar ini, menjadi tujuan utama para pengunjung tidak hanya bagi masyarakat Natuna tapi juga dari daerah lain.

Sejak tahun 2010 yang lalu, Pemerintah Provinsi Kepri telah menetapkan Pulau Senoa sebagai salah satu destinasi unggulan.

Pulau dengan bentuknya mirip dengan Wanita hamil ini, cukup memiliki beragam kekayaan yang harus dipelihara, mulai dari keindahan terumbu karang di laut hingga biota lainnya.

Dengan segala potensi inilah pulau yang termasuk sebagai pulau terluar NKRI ini menjadi aset berharga, tidak hanya bagi Pemerintah Kabupaten Natuna tapi juga Provinsi Kepri.

6. Gunung Ranai 

Gunung Ranai merupakan gunung dataran rendah, sebab ketinggiannya berkisar antara 300—1.035 meter di atas permukaan laut (mdpl). Meskipun demikian, para pelancong yang mendaki gunung ini akan menemukan fenomena menarik, yaitu gradasi jenis-jenis tanaman dari hutan dataran rendah hingga hutan dataran atas.

Pada ketinggian tertentu, para pendaki akan menemukan tipe-tipe vegetasi yang memperlihatkan ciri khas pegunungan dataran atas (gunung dengan ketinggian rata-rata 2.000 meter dpl).

Untuk mencapai puncak Gunung Ranai, para pendaki harus melampaui tiga puncak berupa tebing batu dengan ketinggian yang berbeda-beda.

Puncak pertama bernama Puncak Serendit dengan ketinggian 968 meter dpl. Puncak ini merupakan gugusan tebing dengan tinggi mencapai 100 meter.

Puncak selanjutnya adalah Puncak Erik Samali yang berada pada ketinggian 999 meter dpl. Puncak ini merupakan tebing kedua dengan tinggi tebing sekitar 150 meter.

Sementara puncak ketiga (puncak tertinggi) bernama Puncak Datuk Panglima Husin, terletak pada ketinggian 1.035 meter dpl. Seperti dua puncak sebelumnya, Puncak Datuk Panglima Husin juga merupakan tebing dengan ketinggian kira-kira 200 meter.

Di gunung Ranai juga terdapat sebuah air terjun yang kerap dikunjungi para wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Air terjun ini sendiri dapat dikatakan tersembunyi di kedalaman gunung Ranai. Selain itu, pada air terjun ini juga belum di kelola sebagai tempat wisata komersial. Sehingga nuansa alami pada daerah disekitar air terjun masih begitu tampak dan terasa.

7. Tanjung Datuk 

Tanjung Datuk merupakan destinasi wisata yang berada di ujung timur laut Natuna,  dengan luas area sekitar 7 hektar. Destinasi tersebut menyajikan panorama pahatan alam nan eksotis dan unik.

Keunikannya mungkin tidak akan ditemukan di tempat lain. Sehingga menjadikan kawasan ini memiliki karakteristik tersendiri. Dihiasi pasir pantai yang putih dan didominasi bebatuan beraneka rupa.

Ombak yang tenang dan laut biru yang memukau menjadi daya tarik utama Pantai Tanjung Datuk. Selanjutnya, pasir pantai putih yang indah hadir dengan tekstur yang lembut.

Di lokasi tersebut, wisatawan dapat menemukan berbagai jenis batu dengan berbagai ukuran dan beberapa bukit juga. Daya tarik pantai yang terkenal lainnya adalah adanya matahari terbit dan terbenam, yang menjadi alasan penting untuk mengunjungi lokasi baik di pagi atau sore hari.

8. Goa Kamak 

Goa Kamak merupakan sebuah situs geopark yang terletak di Natuna, Kepulauan Riau, menjadi destinasi wisata alam yang menakjubkan.

Terletak di Desa Pengadah, Kecamatan Bunguran Timur Laut, goa ini menawarkan pengalaman wisata yang tak terlupakan bagi pengunjungnya.

Dengan jarak sekitar 30 kilometer dari Ranai, ibu kota Kabupaten Natuna, perjalanan menuju Goa Kamak membutuhkan waktu sekitar 40 menit dengan kendaraan. Namun, perjalanan tersebut tidak akan membosankan karena pengunjung dapat menikmati keindahan alam Natuna sepanjang perjalanan.

Selama perjalanan, pengunjung akan melewati berbagai situs geopark lainnya yang tersebar di daerah tersebut, seperti Tanjung Senubing, Pulau Senua, dan Gunung Ranai. Keberadaan situs-situs geopark ini menambah daya tarik perjalanan menuju Goa Kamak.

Tidak hanya itu, pengunjung juga akan disuguhi panorama pantai-pantai cantik yang tersebar di sepanjang perjalanan. Pantai-pantai seperti Pantai Teluk Selahang, Pantai Pulau Sahi, dan Pantai Sujung akan menjadi pemandangan yang memukau selama perjalanan menuju Goa Kamak.

Goa Kamak bukan hanya sebuah destinasi wisata biasa, tetapi juga tempat yang sarat akan keindahan alam dan nilai geologis yang menarik. Dengan kombinasi antara keindahan alam dan situs-situs geopark yang menakjubkan, Goa Kamak menjadi destinasi yang patut untuk dikunjungi bagi para pencinta alam dan penggemar petualangan.

Itulah sepenggal cerita tentang Natuna.  Meskipun berada jauh di perbatasan, ia memiliki segudang potensi kekayaan alam yang sangat menjanjikan. Jadi bukan suatu isapan jempol semata kalau Natuna dijuluki sebagai Mutiara di ujung utara Indonesia.MK-nang

Redaktur : Munawir Sani 

IFRAME SYNC
-
mgid.com, 846953, DIRECT, d4c29acad76ce94f