Gelombang Mobil China Menginvasi Indonesia: Ancaman Serius bagi Dominasi Mobil Jepang?
JAKARTA (marwahkepri.com) – Mobil China terus membanjiri pasar Indonesia, termasuk dengan hadirnya BYD. Pertanyaannya, mampukah mobil-mobil China ini menggeser dominasi merek Jepang yang selama ini mendominasi pasar otomotif Indonesia?
BYD menambah daftar merek China yang berusaha meramaikan pasar otomotif Tanah Air, bergabung dengan enam merek lainnya yang sudah bersaing dengan merek Jepang. Meskipun demikian, hingga saat ini, mobil-mobil Jepang masih mendominasi pasar roda empat di Indonesia.
Pertanyaan yang muncul adalah apakah dengan semakin banyaknya mobil China di Indonesia, mampukah mereka menggeser posisi merek Jepang? Menurut pengamat otomotif Bebin Djuana, kemungkinan itu ada, namun bergantung pada perkembangan tren kendaraan global.
“Kita perlu melihat jenis produknya. Jika Indonesia beralih sepenuhnya ke kendaraan listrik, kemungkinan itu bisa terjadi. Meskipun tidak menggusur, namun dapat seimbang dengan merek-merek yang sudah ada saat ini,”ungkap Bebin.
Data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia menunjukkan dominasi merek Jepang, dengan delapan dari sepuluh merek teratas. Sementara itu, merek China baru satu, dan satu lagi dari Korea Selatan.
Meskipun kendaraan berbahan bakar konvensional masih mendominasi penjualan, merek-merek China mulai menggebrak pasar kendaraan listrik. Wuling, DFSK, Chery, dan BYD semuanya menawarkan kendaraan listrik dengan harga yang lebih kompetitif dibandingkan merek Jepang.
Di sisi lain, merek Jepang lebih memilih fokus pada kendaraan hybrid. Namun, beberapa merek seperti Toyota, Lexus, dan Nissan juga mulai merambah pasar kendaraan listrik. Namun, dari segi harga, mobil listrik China cenderung lebih terjangkau, dengan perbandingan harga yang mencolok. Mobil listrik merek Jepang dijual mulai dari Rp 700 jutaan ke atas, sementara mobil listrik China ditawarkan dengan harga di bawah Rp 500 juta.
Meski begitu, Bebin melihat persaingan antara merek Jepang dan China sebagai hal positif bagi masyarakat karena memberikan lebih banyak pilihan.
“Masyarakat bisa memiliki berbagai opsi, dan bisa membandingkan apa yang ditawarkan oleh merek besar saat ini,” tambahnya. MK-dtc
Redaktur : Munawir Sani