Dilansir dari Mirror UK, kakak laki-laki Demi, Carl (37), mengungkapkan bahwa awalnya dia menahan Demi untuk tidak melakukan operasi tersebut. Namun, Demi tetap pergi dari Salford, Manchester, Inggris, menuju Turki untuk menjalani operasi bokong.
“Ini tragis, kami terkejut. Tidak ada yang ingin dia pergi dan melakukan hal itu. Tetapi dia tetap pergi,” kata Carl.
Demi pertama kali mendapat tawaran operasi dari sebuah perusahaan medis Turki, yang dipromosikan dalam sebuah acara yang menawarkan konsultasi gratis bagi mereka yang berminat untuk berobat di Turki.
Beberapa hari setelah operasi, Demi melakukan pemeriksaan rutin untuk melihat perkembangan pascaoperasi bokong. Proses tersebut merupakan prosedur pemindahan lemak yang bertujuan memberikan bentuk dan volume yang lebih baik pada bokong tanpa menggunakan implan.
Namun, saat dalam perjalanan ke klinik untuk pemeriksaan, Demi mengeluhkan nyeri dada beberapa jam sebelum kematiannya. Pasangannya, Bradley Jones, berusaha memberikan CPR dan Demi dilarikan ke rumah sakit, namun upaya penyelamatan tidak berhasil.
Demi menjadi salah satu dari beberapa warga Inggris yang meninggal setelah menjalani operasi pengencangan bokong di Turki. Presiden Asosiasi Ahli Bedah Plastik, Rekonstruksi, dan Estetika Inggris, Profesor Mani Ragbir, menyatakan kekhawatiran atas temuan tersebut.
“Kita tidak seharusnya membombardir orang untuk melakukan operasi. Memberitahu pasien bahwa jika datang sekarang, itu akan menghindari kenaikan harga di bulan depan bukanlah hal yang kami anjurkan atau kami senangi,” tegas Profesor Ragbir.
Risiko pascaoperasi seperti kemungkinan emboli, infeksi, pendarahan, bekas luka, masalah penyembuhan luka, dan “asimetri” pada bokong diakui sebagai potensi risiko dalam prosedur tersebut. FK-dtc
Redaktur : Munawir Sani