Cuaca Buruk di Natuna, Nelayan Pesisir jadi Kewalahan
NATUNA (marwahkepri.com) – Akibat cuaca buruk di Kabupaten Natuna saat ini sangat berdampak terhadap nasib nelayan pesisir. Pasalnya, memasuki penghujung tahun perairan Natuna lazim terjadinya angin kencang disertai hujan lebat dengan jangka waktu lama.
Seperti yang diutarakan salah seorang nelayan asal Desa Batu Gajah, Kecamatan Bunguran Timur Zulkardiman, saat diwawancarai marwahkepri.com, mengaku jika memasuki musim akhir tahun dirinya susah untuk pergi melaut.
“Memasuki akhir tahun ini kami biasa menyebut musim utara, karena angin utara kerap terjadi pada bulan ini,” kata Zulkardiman yang biasa disapa Buyung, tidak lama ini.
Disisi lain ujar Buyung, akibat cuaca mulai tak menentu ini sangat berdampak terhadap perekonomian rumah tangganya.
Kenapa tidak sambung dia, pekerjaan sebagai nelayan merupakan kegiatan yang ia tekuni selama ini. Dalam memenuhi kebutuhan sehari-sehari dirinya harus rela bekerja sebagai serabutan.
“Kalau saya melaut dalam sehari biasanya dapat Rp 150 ribu, akan tetapi dalam satu bulan hanya bisa melaut 20 hari,” tambahnya pula.
Biasanya kata Buyung, musim utara bermula pada awal November dan akan berakhir pada bulan Maret.
“Musim utara biasanya selama enam bulan dari November dan berakhir bulan April,” pungkasnya.
Sampai berita ini diterbitkan Ketua Nelayan Natuna Hendry, belum bisa dikonfirmasi oleh media ini, dikarenakan ada kegiatan bersama tamunya.
Sebagai informasi tambahan dari BMKG Ranai, Minggu 26 November 2023, pukul 09:00 WIB masih berpotensi terjadi hujan sedang-lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang di
Pulau Laut, Bunguran Utara, Bunguran Barat, Bunguran Timur, Bunguran Timur Laut, Bunguran Tengah, Bunguran Batubi dan dapat meluas ke wilayah
Bunguran Selatan, Pulau Tiga, Midai, Subi dan Serasan dan sekitarnya.
Kondisi ini diperkirakan masih akan berlangsung hingga pukul 12:00 WIB. MK/Zani
Redaktur: Munawir Sani