IFRAME SYNC

Peraih Nobel Sastra 2023, Fosse dalam Drama yang Paling Dipentaskan dan Suara yang Tak Dapat Disampaikan

Peraih Nobel Sastra 2023, Jon Olav Fosse (F: premium.vgc.no)

MARWAH KEPRI – Drama dan prosa Fosse yang inovatif menyuarakan hal-hal yang tak terkata. Ini adalah faktor yang mengangkatnya sebagai pemenang Nobel Sastra tahun ini, setelah sejak 2013 setiap tahun dicalonkan.

Penyair Norwegia Jon Fosse menulis dalam beberapa genre yang berbagai-bagai. Sejak debutnya pada tahun 1983, ia telah meluncurkan sejumlah besar drama, novel, kumpulan puisi, esai, hingga buku kanak-kanak. Fosse adalah salah satu penulis drama yang paling banyak dipentaskan di negaranya, dan novel-novelnya juga telah menarik banyak perhatian internasional.

Dalam kisah-kisahnya, Fosse menggambarkan emosi yang kuat yang dapat dipahami oleh banyak orang, namun sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata – perasaan cemas, tidak aman, dan disorientasi. Karya-karya Jon Fosse “menyuarakan hal yang tidak dapat disampaikan”, tulis Akademi Swedia dalam kutipan untuk Penghargaan Nobel Sastra 2023.

Jon Olav Fosse yang lahir 29 September 1959 adalah seorang pengarang, penerjemah, dan dramawan Norwegia. Karya Fosse mencakup lebih dari tujuh puluh novel, puisi, buku anak-anak, esai, dan drama teater, yang telah diterjemahkan ke dalam lebih dari lima puluh bahasa.

Sebagai penulis naskah Norwegia yang paling banyak dipentaskan setelah Henrik Ibsen, saat ini -dengan produksi yang dipentaskan di lebih dari seribu panggung di seluruh dunia- Fosse merupakan salah satu penulis naskah kontemporer yang kemudian paling rajin dipentaskan di seluruh dunia.

Drama-dramanya yang minimalis dan sangat introspektif, dengan bahasa yang sering kali berbatasan dengan prosa dan puisi liris, telah dikenal sebagai kelanjutan modern dari tradisi dramatis yang didirikan oleh Henrik Ibsen pada abad ke-19. Karya Fosse sering kali ditempatkan dalam tradisi teater pasca-dramatis.

Para penggiat teater Nowegia begitu menyambutnya. Katakanlah, sutradara Thomas Ostemeier menyebut ”Jon Fosse adalah keberuntungan bagi teater Eropa.” Sutradara lainnya, Luk Perceval, berujar, ”Hadiah Nobel Jon Fosse adalah pengakuan atas kuatnya tradisi teater Eropa.”

Selain bahan pertunjukan teater, drama-drama Fosse memang menjadikan pertunjukan proses di mana individu dan kolektif mengalami sesuatu yang unik dan baru. Lebih dari 40 dramanya minim pengarahan. Sutradara, aktor, penata artistik, penata musik, dan kreator teater lainnya leluasa mewujudkan tafsir dan kian termotivasi menghasilkan karya kolektif melalui kerja kreatif demokratis.

Menurut Fosse, drama-dramanya bukanlah alat menyampaikan sesuatu, tetapi sesuatu itu sendiri. Sesuatu yang membangkitkan empati dan pengakuan penonton. Pengakuan terhadap apa-apa yang dialami karakter-karakter baik di kertas maupun di pentas. MK-r

Redaktur: Munawir Sani

IFRAME SYNC
-
mgid.com, 846953, DIRECT, d4c29acad76ce94f