IFRAME SYNC

Gudang Kosmetika dan Pangan Olahan Impor Tanpa Izin Edar Digerebek, Nilainya Miliaran

Tim Subdit 1 Ditreskrimsus Polda Kepulauan Riau dan BPOM Batam melakukan konferensi pers di gudang Pertokoan Greenland Blok Q Nomor 12, Kota Batam, Senin (7/8/2023). (Foto: humas)

BATAM (marwahkepri.com) – Tim Subdit 1 Ditreskrimsus Polda Kepulauan Riau dan Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Batam bekerjasama dalam menindaklanjuti informasi masyarakat tentang dugaan perdagangan produk impor kosmetika dan pangan olahan tanpa izin edar di kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) Batam.

Hal ini disampaikan oleh Dirreskrimsus Polda Kepri Kombes Pol. Nasriadi, S.H., S.I.K., M.H. didampingi oleh Kabidhumas Polda Kepri Kombes. Pol. Zahwani Pandra Arsyad, S.H., M.Si., dan Kepala BPOM Batam Musthofa Anwari, S.Si.,Apt., saat melakukan konferensi pers di gudang yang terletak di Pertokoan Greenland Blok Q Nomor 12, Kota Batam, Senin (7/8/2023)

Dirreskrimsus Polda Kepri Kombes Pol. Nasriadi, S.H., S.I.K., M.H., menyampaikan bahwa kasus ini berawal dari informasi masyarakat yang melaporkan adanya ruko yang dijadikan gudang di kawasan Batam yang diduga menyimpan dan memperdagangkan produk kosmetika dan pangan olahan impor yang berasal dari negara China tanpa izin edar. Setelah mendapatkan informasi tersebut, pihaknya bekerjasama dengan Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Batam untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut.

“Kemudian hasil dari penyelidikan tersebut menunjukkan bahwa telah diamankan sejumlah 113.817 pcs barang bukti yang terdiri dari berbagai produk, antara lain 76.827 pcs kosmetik, 385 pcs obat, 213 pcs obat tradisional, 18.947 pcs suplemen kesehatan, 1.307 pcs obat kuasi, dan 16.138 pcs pangan olahan. Barang bukti ini apabila beredar dan diperjualbelikan diduga sangat berbahaya karena kita belum mengetahui kandungan apa yang terdapat di dalam barang tersebut. Selanjutnya kita akan membawa sample barang bukti ke laboratorium untuk melihat apa saja isi kandungan dari barang tersebut,” jelasnya.

Pemilik barang berinisial CMP diduga terlibat dalam kegiatan perdagangan ilegal ini. Modus operandi yang digunakan adalah membeli barang melalui situs jual beli online China Taobao, kemudian mengimpornya ke Kota Batam, dan menjualnya melalui media online shop yang disebarkan di seluruh Indonesia.

Selanjutnya Kepala BPOM Batam Musthofa Anwari, S.Si., Apt., juga mengatakan produk atau barang tersebut tidak memiliki nomor izin edar. Oleh karena itu pihaknya akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Hal ini juga melanggar UU kesehatan yang mengatur tentang barang tersebut.

Atas peristiwa ini, CMP dijerat dengan dugaan tindak pidana sesuai dengan Pasal 106 ayat (1) UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan/atau Pasal 142 jo Pasal 9L ayat (1) Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan. Ancaman hukuman pidana bagi pelaku adalah penjara paling lama 15 tahun dan denda paling banyak Rp 1,5 miliar.

Sementara itu Kombes Pol Zahwani menegaskan ini merupakan sinergitas antara Polri dan BPOM dalam menjaga keselamatan masyarakat terhadap produk kosmetika dan pangan yang beredar.

Dalam peredaran barang, ketentuan Lembaga Pengawas Obat dan Makanan (LARTAS BPOM) di KPBPB Batam akan diawasi secara ketat guna mencegah perdagangan ilegal semacam ini.

“Kemudian nilai total barang bukti diperkirakan mencapai Rp 1.009.882.848. Penyidikan dan penindakan lebih lanjut akan dilakukan untuk mengungkap kasus ini secara menyeluruh dan memberikan keadilan bagi masyarakat yang berpotensi terdampak oleh produk ilegal tersebut,” tutup Kombes Pol Zahwani. MK-mun

Redaktur: Munawir Sani

IFRAME SYNC
-
mgid.com, 846953, DIRECT, d4c29acad76ce94f