
Ilustrasi cuaca panas. (Foto: TribunNews)
JAKARTA (marwahkepri.com) – Negara di Asia terus bergulat dengan cuaca panas.
Singapura misalnya, baru saja mencatat rekor suhu terpanas dalam 40 tahun terakhir dengan angka 37 derajat Celcius pada Sabtu (13/5/2023) lalu.
Badan Lingkungan Hidup Nasional setempat menyebut tren ini masih akan terus berlanjut. Terlihat dari peningkatan rekor sebelumnya di Mei yakni 36,7 derajat Celcius.
Sementara di Malaysia, sebanyak 14 kasus heatstroke dilaporkan Kementerian Kesehatan pada hari Jumat (12/5/2023) kemarin.
Pemerintah Negeri Jiran itu memperkirakan jumlah korban bakal meningkat mengingat cuaca panas, yang kemungkinan akan berlangsung hingga Agustus. Hal ini diutarakan Wakil Menteri Kesehatan Lukanisman Awang Sauni.
“Situasi masih terkendali dan dapat tertampung di fasilitas kesehatan,” kata Lukanisman.
“Fasilitas kementerian dan rumah sakit disiapkan untuk menerima korban heatstroke dan korban kram panas,” tambahnya.
Malaysia baru-baru ini melaporkan kematian seorang anak akibat heatstroke, yang mendorong Kementerian Kesehatan untuk mengeluarkan peringatan publik.
Para ilmuwan sebelumnya mengingatkan bahwa tahun 2023 kemungkinan akan menjadi tahun dengan suhu tinggi berbahaya.
Tanda-tandanya nyaris muncul di seluruh Asia, karena gelombang panas yang dimulai pada bulan April terus melanda wilayah tersebut, mengikuti pola peningkatan cuaca ekstrem akibat akumulasi gas rumah kaca di atmosfer.
Sementara Vietnam melaporkan suhu tertinggi 44,2 derajat C pada awal Mei, dan Filipina memangkas jam pelajaran setelah indeks UV mencapai zona bahaya.
Dengan perubahan iklim dan pergeseran pola menuju kondisi El Nino, gelombang panas dan badai besar bisa menjadi lebih sering atau lebih intens.
Bangladesh dan Myanmar sedang mengevakuasi ratusan ribu orang karena Topan Mocha akan tiba pada Minggu (21/5/2023) dan berpotensi menyebabkan kerusakan luas di salah satu daerah paling rentan di wilayah tersebut. MK-dtk
Redaktur: Munawir Sani