IFRAME SYNC

Rumah Sotoh Masjid Raya Sultan Riau Pulau Penyengat Pamerkan Koleksi Kutubkhanah Marhum Ahmadi

Rumah Sotoh Masjid Raya Sultan Riau Pulau Penyengat memamerkan Koleksi Kutubkhanah Marhum Ahmadi. (Foto: Disbudpar Tanjungpinang)

TANJUNGPINANG (marwahkepri.com) – Jika kalian berkunjung ke Pulau Penyengat Kota Tanjungpinang, jangan lupa mampir ke rumah sotoh Masjid Raya Sultan Riau.

Di rumah sotoh itu, kalian bisa melihat beragam koleksi Kutubkhanah Marhum Ahmadi yang dipamerkan dalam Pameran Kitab dan Mushaf Al Qur’an.

Kalian akan takjub melihat sejumlah kitab wakaf Yang Dipertuan Riau Raja Muhammad Yusuf Al-Ahamdi yang masih terawat dengan baik.

Seperti kitab tafsir dan hadits, mushaf Al- Qur’an, kitab dan sejarah Tarekat Naqsyabandiah, kamus, ensliklopedia, sejarah Islam, perbandingan agama, sastra Arab, dan kitab-kitab ilmu tabib.

Kitab-kitab itulah menjadi bukti sejarah pulau Penyengat di masa lampau. Tentunya, memiliki segudang cerita untuk dipelajari para wisatawan.

Di setiap koleksi sudah tertulis jelas sejarah yang dimilikinya, namun pastinya lebih senang jika dijelaskan langsung oleh pemandu wisata.

Nah, jika kalian ingin mengetahui dengan jelas informasi mengenai koleksi yang dipamerankan, pengunjung bisa meminta bantuan pemandu wisata lokal yang bertugas di Tourism Information Center (TIC) Penyengat yang dikelola Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Tanjungpinang.

TIC ini disiapkan untuk memberikan pelayanan kepariwisataan kepada para wisatawan yang berkunjung ke pulau Penyengat.

Di TIC ini, disiapkan satu orang petugas pemandu wisata lokal yang akan memandu wisatawan selama perjalanan berwisata di pulau Penyengat.

Plt Kepala Dinas Pariwisata Kepri Raja Heri Mokhrizal mengatakan di Masjid Raya Sultan Riau Penyengat ini tersimpan perpustakaan yang di buka Raja Muhammad Yusuf Al-Ahamdi sekitar tahun 1892.

“Sampai sekarang kitab-kitab peninggalan perpustakaan itu dapat kita lihat. Dan kini sedang dipamerkan di rumah Sotoh Masjid Raya Sultan Riau Penyengat,” ucap Aswandi.

Pulau Penyengat juga, kata dia, pernah menjadi pusat literasi sastra Melayu yang terkenal pada abad 19 hingga awal abad 20.

Karena menjadi pusat literasi itulah, Belanda melihat pulau Penyengat sangat potensial pada bidang bahasa.

“Kemudian menjadikan bahasa Melayu Riau sebagai sumber bahasa yang akan digunakan di sekolah-sekolah yang menjadi cikal bakal bahasa Indonesia,” katanya.

Sebagai informasi, pameran Kitab dan Mushaf Al-Qur’an ini akan berlangsung hingga 4 April 2023 dan direncanakan akan diperpanjang sampai hari Raya Idulfitri 1444 Hijriah. MK-mun

Redaktur: Munawir Sani

IFRAME SYNC
-
mgid.com, 846953, DIRECT, d4c29acad76ce94f