Latest update February 24th, 2019 1:49 AM

  • News
  • Kepri
    • Batam
    • Tanjungpinang
    • Lingga
    • Karimun
    • Anambas
    • Bintan
    • Natuna
  • Nasional
  • Pariwisata
  • Hukum
  • E-Paper
  • Kolom
  • Advetorial

Inspirasi Kepri

Latest News

  • Akhirnya Desa Sungai Pinang Nikmati Jaringan 4G LTE
  • Semaraknya Syiar Agama di Kecamatan Katang Bidare
  • Ini Lokasi Parkir Acara MSRF Besok
  • Kondisi Rumah Warganya Memprihatikan, Camat Ulurkan Bantuan Rehab
  • Jumaga Dukung Pembangunan Kembali Monumen Bahasa Melayu
  • Home
  • News
  • Kepri
    • Batam
    • Tanjungpinang
    • Lingga
    • Karimun
    • Anambas
    • Bintan
    • Natuna
  • Nasional
  • Pariwisata
  • Hukum
  • E-Paper
  • Kolom
  • Advetorial
  • follow
    • Facebook
    • Twitter
    • Google+
    • Pinterest
    • RSS Feed
    • Linked
    • Youtube

Cebong Versus Kampret

Sep 25, 2018 admin Kolom 0


 

Ilustrasi: https://gacsach.com

Oleh Muhammad Natsir Tahar

Cebong dan Kampret, mereka ini dua makhluk super ajaib. Bayangkan, dari 8,7 juta spesies hewan yang ada di muka bumi ini, Cebong dan Kampret beradu viral di republik milenial bernama Indonesia. Di mana letak istimewanya?

Cebong alias Kecebong alias Berudu adalah anak-anak katak yang menghabiskan masa kecilnya di air. Cebong makhluk ajaib karena berada di dua alam dalam siklus amfibia. Pada tahap akuatik, Cebong bernafas dengan insang seperti ikan dan kebanyakan memakan alga atau tumbuhan lainnya. Ini dari jenis herbivora, ada lagi dari jenis omnivora yang pemakan segala.

Selama disebut Cebong mereka tetaplah kanak-kanak, entah kapan berubah ujud menjadi Kodok Bangkong Bertanduk (Megophrys Montana) yang gahar serupa batu atau Katak Pohon Bergaris (Polypedates Leucomystax) yang bercorak indah lagi lincah.

Jika masih ingat tokoh klasik Peter Pan yang tak pernah tumbuh dewasa dalam keajaiban Neverland, Cebong serupalah dengan itu. Bedanya Peter Pan beradu pedang dengan Kapten Hook, Cebong pula berselawan dengan Kampret, fauna yang terbang rendah di langit-langit malam. Di alam nyata, mereka sejatinya sangat payah bersua.

Komunitas ilmiah menyebut Kampret sebagai berasal dari kingdom Animalia, Filum Chordata, kelas Mammalia, Ordo Chiroptera, Subordo Microchiroptera. Disebut juga sebagai Echolocating Bats, tak kalah ajaib dengan Cebong, mereka bisa terbang dalam gulita dengan memungsikan suara (echo) untuk bergerak dan mencari makan.

Kampret keluar di malam hari, layaknya kelelawar lainnya, dan menggunakan sistem navigasi biosonar. Kampret mengenali lingkungannya dari pantulan suara -sejenis gelombang ultrasonik- yang ia keluarkan dan dikembalikan oleh benda di sekitarnya.

Bila Cebong tidak besar-besar, Kampret juga kecil sendiri di antara klan Microchiroptera. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mencatat Kampret sebagai kelelawar kecil pemakan serangga, yang hidungnya berlipat-lipat.

Hewan kecil ini entah di mana salahnya (karena ia pemakan serangga bukan buah seperti kelelawar), sampai muncul aksioma orang dulu-dulu yang menjadikannya sebagai metafora ujaran kebencian, untuk menyebut seseorang yang berperangai minor.

Kini kedua fauna kecil ajaib ini menjadi ikonik dalam perang urat syaraf (psywar) antarkubu, dengan sukarela menjadi tentara-tentara digital. Di antara Cebong dan Kampret ada yang dikaryakan secara profesional layaknya Peter Pan, kanak-kanak ajaib ahli pedang dan para Kampret yang dipersenjatai ala Batman.

Mereka seakan menjalankan misi suci untuk membungihanguskan lawan politik pada 2019 dengan strategi perang urat syaraf. Psywar (Psychological Warfare) atau biasa disebut perang urat syaraf adalah suatu bentuk serangan propaganda yang dilancarkan dua atau lebih pihak yang saling bertentangan.

Salah satu batasan akademiknya, psywar adalah suatu tindakan yang dilancarkan menggunakan cara-cara psikologi dengan tujuan membangkitkan reaksi psikologis yang telah terancang terhadap orang lain.

Psywar merupakan salah satu strategi yang sering digunakan dalam peperangan. Berbeda dengan perang-perang konvensional yang bermodalkan senjata atau berbagai peralatan fisik lainnya untuk mengalahkan musuh, psywar memanfaatkan sisi psikologis dan pemikiran lawan agar bisa dipecah konsentrasinya.

Lebih jauh dari itu, psywar yang dimainkan oleh para Cebong dan Kampret adalah untuk mempengaruhi psikologi massa, membentuk bahkan memanipulasi opini publik, melancarkan pembunuhan karakter, dan cara-cara apapun baik yang terlihat tidak elegan, dan lebih banyak kekanak-kanakan, menebar hoaks-hoaks terburuk yang mereka punya, sampai remeh temeh non substansial lainnya.

Lini pertemanan di media sosial oleh para Cebong dan Kampret ini menjadi serupa film Hollywood berjudul Contagion. Mereka menabur virus mematikan yang bisa menular hanya dengan sentuhan saja (pada keypad atau keyboard). Virus yang diterminologikan dengan MEV-1  ini menyerang pusat sistem saraf dan dapat membunuh hanya dalam waktu dua hari: ketika hoaks menjadi viral.

Virus ini menjadi endemi yang menjangkiti para Cebong tanpa dosa yang hidup di telaga jernih dan Kampret yang bergelantungan di pohon-pohon suci dan belum terkontaminasi. Mereka keluar dari habitat penuh damai untuk menjadi tentara-tentara paruh waktu tanpa upah.

Akhir-akhir ini fenomena itu makin menakutkan. Mereka menghabiskan waktu untuk menjadi pengoceh dan pengujar kebencian, penabur dan penyambung hoaks suka-suka. Waktu-waktu efektif mereka sudah terbunuh dan terkubur ke dalam lini masa.

Ketika perang usai, para pemenang dari kelas Cebong dan Kampret profesional alias buzzer lah yang akan memungut harta pampasan. Tentara-tentara Peter Pan atau Batman itulah yang akan jaya mengelilingi singgasana.

Sedangkan Cebong dan Kampret paruh waktu, mungkin akan hanyut sejenak dalam glorifikasi semu. Lalu kembali ke habitat aslinya, melakoni hidup sedia kala: tidak bekerja keras tidak makan. Tidak ada beras gratis dari istana, siapapun junjungannya. Mereka saja hidup dari utang dan pajak rakyat.

Para Cebong dan Kampret paruh waktu bahkan mungkin dianggap tak pernah ada, kecuali untuk saat ini, dan lima tahun lagi. Akhir kisah Cebong versus Kampret adalah lini massa di sosial media sudah terlanjur menjadi tampungan sampah raksasa penuh hasutan dan kebencian. Ini akan tercatat sebagai sejarah kelabu Indonesia di zaman milenial. ***

 


  • tweet
Kubisme Picasso Dialektika Tuah Jebat

admin

Related articles
  • Akhirnya Desa Sungai Pinang Nikmati Jaringan 4G LTE
    Akhirnya Desa Sungai Pinang Nikmati...

    Feb 24, 2019 0

  • Semaraknya Syiar Agama di Kecamatan Katang Bidare
    Semaraknya Syiar Agama di Kecamatan...

    Feb 23, 2019 0

  • Ini Lokasi Parkir Acara MSRF Besok
    Ini Lokasi Parkir Acara MSRF Besok

    Feb 23, 2019 0

  • Kondisi Rumah Warganya Memprihatikan, Camat Ulurkan Bantuan Rehab
    Kondisi Rumah Warganya Memprihatikan,...

    Feb 23, 2019 0

More in this category
  • KOLOM| Hukum Besi Oligarki
    KOLOM| Hukum Besi Oligarki

    Feb 20, 2019 0

  • KOLOM| Melaka Venesia Amerika
    KOLOM| Melaka Venesia Amerika

    Feb 20, 2019 0

  • Stanley dan Mogulisme Media yang Anjay Sekali
    Stanley dan Mogulisme Media yang Anjay...

    Feb 11, 2019 0

  • Sejarah Pembangunan Batam Penuh Anomali
    Sejarah Pembangunan Batam Penuh Anomali

    Jan 08, 2019 0


Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Populer

  • Liburan ke Tibet, Hindari Wanita yang Sedang Jongkok Memberi Senyum
    Liburan ke Tibet, Hindari Wanita yang Sedang Jongkok Memberi...

    Jan 06, 2018 2

  • Anda Salah Jika Mengira Huruf E di Indikator Kendaraan Artinya Bukan Bensin Habis,Ini Penjelasannya
    Anda Salah Jika Mengira Huruf E di Indikator Kendaraan...

    Jan 07, 2018 0

  • Inilah Terduga Pelaku yang Menelanjangi Pasangan Muda Mudi di Cikupa
    Inilah Terduga Pelaku yang Menelanjangi Pasangan Muda Mudi...

    Nov 14, 2017 0

Media Partners

Ekonomi

Jumaga Dukung Pembangunan Kembali Monumen Bahasa Melayu

Jumaga Dukung Pembangunan Kembali Monumen Bahasa Melayu

Feb 23, 2019 0

TANJUNGPINANG (marwahkepri.com) – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kepri mendukung upaya Pemerintah Provinsi Kepri untuk melanjutkan pembangunan Monumen Bahasa Melayu...
Jelang MRSF, Ratusan Anggota Kepolisan Kepri Gelar Gladi Resik

Jelang MRSF, Ratusan Anggota Kepolisan Kepri...

Feb 22, 2019 0

Diduga Akibat Galian C, Jembatan Penghubung Nyaris Ambruk

Diduga Akibat Galian C, Jembatan Penghubung...

Feb 22, 2019 0

Bupati Jadi Pembina Upacara Program Tahunan Gerakan Pramuka Kepulauan Anambas

Bupati Jadi Pembina Upacara Program Tahunan...

Feb 22, 2019 0

Nusantara

Didorong TMMD, Mampu Hasilnya Swadaya 116 Titik

Didorong TMMD, Mampu Hasilnya Swadaya 116 Titik

Feb 23, 2019 0

BLORA (marwahkepri.com) – Luar biasa, banyaknya sasaran fisik TMMD Reguler ke-104 Kodim 0721/Blora di Desa Jurangjero, Kecamatan Bogorejo, mampu membangkitkan swadaya dari...
”Salut Pak Tentara, Program TMMD Perlu Diitngkatkan

”Salut Pak Tentara, Program TMMD Perlu...

Feb 23, 2019 0

Meski Droping Material Sulit, Pengerjaan Talud TMMD Dikebut

Meski Droping Material Sulit, Pengerjaan Talud...

Feb 23, 2019 0

Tentara “Memburu” Penyelesaian Rehab Mushola

Tentara “Memburu” Penyelesaian Rehab...

Feb 23, 2019 0

Pariwisata

  • Jelang MRSF, Ratusan Anggota Kepolisan Kepri Gelar Gladi Resik
    Jelang MRSF, Ratusan Anggota Kepolisan Kepri Gelar Gladi...

    Feb 22, 2019 0

    BATAM (marwahkepri.com) – Pagelaran Millenial Road...
  • Taman Terbuka Batu Lepe akan Jadi Ikon Wisata
    Taman Terbuka Batu Lepe akan Jadi Ikon Wisata

    Feb 22, 2019 0

    ANAMBAS (marwahkepri.com) – Medco E&P Natuna Ltd....
  • Indonesia akan Gelar MotoGP Tahun 2021 Mendatang
    Indonesia akan Gelar MotoGP Tahun 2021 Mendatang

    Feb 21, 2019 0

    JAKARTA (marwahkepri.com) – Direktur Utama Indonesia...
  • Live Music Ramaikan Taman Rusa
    Live Music Ramaikan Taman Rusa

    Feb 20, 2019 0

    BATAM (Marwahkepri.com) – Dalam rangka mempromosikan...

Kolom

  • KOLOM| Hukum Besi Oligarki
    KOLOM| Hukum Besi Oligarki

    Feb 20, 2019 0

  • KOLOM| Melaka Venesia Amerika
    KOLOM| Melaka Venesia Amerika

    Feb 20, 2019 0

  • Stanley dan Mogulisme Media yang Anjay Sekali
    Stanley dan Mogulisme Media yang Anjay Sekali

    Feb 11, 2019 0

  • Sejarah Pembangunan Batam Penuh Anomali
    Sejarah Pembangunan Batam Penuh Anomali

    Jan 08, 2019 0

  • Pembubaran BP Batam, Buruk Muka Cermin Dibelah?
    Pembubaran BP Batam, Buruk Muka Cermin Dibelah?

    Dec 18, 2018 0

  • Natuna Butuh Transportasi Cepat Antar Pulau
    Natuna Butuh Transportasi Cepat Antar Pulau

    Dec 14, 2018 0

  • Budidaya Perikanan Wajib Alih Teknologi
    Budidaya Perikanan Wajib Alih Teknologi

    Dec 01, 2018 0

  • Vaksinasi Rubella Tidak Capai Target
    Vaksinasi Rubella Tidak Capai Target

    Nov 06, 2018 0

  • Metabahasa Mitologi Hang Tuah
    Metabahasa Mitologi Hang Tuah

    Nov 01, 2018 0

  • Wartawan Terakhir yang Pernah Ada
    Wartawan Terakhir yang Pernah Ada

    Oct 05, 2018 0

Alamat Redaksi

Komplek Pertokoan Glory View II
Blok C No. 10
Batam-Indonesia.

Telp: 0778 467627
HP: 081364005874

Email :
redaksi@marwahkepri.com
marwahkepri@yahoo.com

September 2018
M T W T F S S
« Aug   Oct »
 12
3456789
10111213141516
17181920212223
24252627282930
Copyright 2019 Marwah Kepri/ All rights reserved
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Siber